Alurkita.com - Cerita ini akan di awali diperkenalkan dengan keluarga sederhana yang terdiri dari perang utama bernama mahuji, yang mempunyai istri cantik yang sederhana bernama minta meskipun sudah menikah tetapi mahuji masih tinggal dengan kedua orang tuanya, walaupun si mahuji ini punya istri cantik seperti minta, tapi mereka jarang sekali punya memenberdua, karena mahuji selalu sibuk bekerja, ya dengan kakalain si minta ini jarang banget di sentuh sama mahuji setiap harinya mahuji berangkat kerja menggunakan stedabutut, berbeda jauh dengan kakaknya yang bernama judnu baru aja beli motor keluaran terbaru, semua itu dikernakan kakak mahuji menikah dengan orang.
Alur Cerita Film Sui Dhaga Made in India 2018
Kaya jadi hidupnya serba berkecukupan, beda jauh sama mahuji yang serba kekurangan, bahkan minta istrinya aja ikut bekerja mengasu anak judnu. tapi meski begitu hidup ekonomi sulit mahuji tidak pernah menyelahkan takbir dan selalu bersyukur dengan kehidupannya yang sederhana, mahuji selalu membawa keceriaan di mana pun dia berada serta optis hidupnya akan berubah suatu hari nanti mahuji bekerja di tempat penjualan alat jahit, di mana dia berpopeisi sebagai office boy atau orang yang sering di suruh-suru, walaupun mahuji ini selalu bekerja dengan iklas baik hati, bosnya yang berdama bansa yang tidak pernah menghormatinya, dia selalu memandang rendah kepada,
Baca Juga : Alur Cerita Film Penelope 2006
Untuk keluarganya nanti, mahuji ingga hanya sering menghibur teman kerjanya, dia juga terlihat sayang kepada bapak dan juga ibunya, hingga saat dia bilang kepada manta untuk pergi ke pesta nanti manta bilang kalau bajunya udah kegedean, di sini mampang gakah bisan akal dengan bakar menjahitnya yang handal dia bisa mengacilkan baju manta dalam waktu kurang dari beberapa menit dan setelah selesai menjahit baju manta mahuji berserta keluarga pun pergi ke pesta pernikahan patra, anak dari bosnya bansao.
Di pesta mahuji dan keluarganya terlihat sangat diremehkan, ketika mahuji dan keluarga ingin meminta foto si patra malah menyuruhnya untuk mengurus parat kamu, nah karena mahuji adalah karyauan keladan, dia pun menurutnya dan menyuruh keluarganya makan duluan, hingga saat mahuji sedang menghibur patra dan juga istrinya, manta beserta keluarga benar-benar sedi melihat mahuji diperlakukan seperti anjing peliharaan, demi bisa menghibur keluarga bosnya, dan saat mahuji melihat air mata manta berlinang dia merasa bersalah.
Kepulangnya dari pesta mahuji pun bilang pada keluarganya kalau kejadian tadi cuma hiduran semata, dan siapa sangka bos bansao memberi kanyak uang bonus sebesar 500 p, atau sekitar 95 rupiah, yang walaupun bapak dan ibunya senang namun tidak dengan manta, manta merasa, suami yang gak pantas diperlakukan serang dah itu, karena menurutnya bakat nantah menjahit bisa membuat hidupnya lebih sukses daripada bos bansao, manta pun meminta kepadah mahuji agar berhenti bekerja dan memulai usaha sendiri, mbak kenapa di sini si mahuji malah kesel, itu semua dikarnakan dahulu kake mahuji punya bisnis konfeksi yang cukup sukses, tapi karena ayahnya gak bisa mengolong bisnisnya dengan baik, konfeksi itu pun bangkrut.
Jadi mahuji gak mahu kejadian itu terulang lagi, sebab saat masa kebangkrutan itu mahu jadang keluarga besar benar-benar ada di masa ekonomis unit. Keesokan harinya mahuji yang kesal pun berangkat kerja tanpa sarapan terlebih dahulu, di mana omongan dari manta kemarin juga membuat mutnya di tempat kerja jadi agar berhenti, nah kebetulan saat itu si patra seperti biasa menghinamauji, awalnya mahuji biasa aja tetapi ketika patra menghinak istrinya, hal itu benar-benar membuat mahuji kesal dan langsung menghadir patra, sudah pasti bos bansa yang melihatnya gak senang.
Anaknya dikasarin, di hari itu juga mahuji di pecat, tapi nampaknya mahuji emang udah mewak sama bansa dan juga patra yang selalu mendahkannya, jadi dia gak telah pusin ketika di pecat, begitu sampai di rumah mahuji terkejut maunya rumahnya sudah ramai, kernyata di hari yang sama ketika mahu jadi pecat, bapak mahuji memutuskan untuk pensiun dari pekerjaannya di sebuah pabri. Tentu mahujipun berat hati menyapaikan kepada bapaknya kalau dia di pecat, holis bap itu dia bilang kepada manta terlebih dahulu, yang mana manta sangat senangun dengan mahuji berhenti dari lingkungan pekerjaannya yang toksi.
Akan tetapi tidak dengan bapak dan ibunya, mereka terlihat pusing, lanteran sudah benar-benar gak ada pemasukan untuk mereka di bulan depan, di sini mahujipun bilang kalau dia mau membuka usaha jahit sendiri seperti almar humkaknya, di luar dugaan, bapak mahuji kesal dan sempat ngelarang sebab karena usaha konfeksila yang membuat luarganya miskin, tapi mahuji tetap bersikras, mau membuat usaha lagi. Malam haria si bapak dan mahuji sempat ada bachot, di mana si bapak ini menghira, bau mahuji seengahnya berhenti kerja, biar bisa ngambil uang pensiunan si bapak yang bernilai 250 rupiah atau kurang lebih 50 juta rupiah.
Tentu aja mahujipun kesal, beruntung si ibu menengahkan dan bilang bau si minta ini menyuruhnya berhenti kerja, karena mahu usaha dan merantau kekota, agar kehidupan mereka bisa lebih maju. Mendener hal itu si bapak pun jadi simpati dan gak jadi suujon lagi sama mahuji. Kesokan taginya saat mahuji dan si bapak sedang santai si ibu tiba-tiba terjatuh ketika sedang menyiapkan makanan, ternyata si ibu mengalami serangan jantung. Untuk itu si ibu pun langsung dilarikan krumah sakit, di mana doktor mengatakan doa jantung ibu mahuji harus dipasankan sebuah ring.
Mahuji harus membayar uang pensiunan. Di mana doktor mengatakan doa jantung ibu mahuji harus dipasankan sebuah ring. Mahuji harus membayar uang perawatan terlebih dahulu agar sang ibu bisa terus dirawat secara intensif. Lantaran mereka belum mempunyai uang si ibu pun terpaksa harus dirawat di rumah. Melihat si ibu berbarang di bali rumahnya yang reot mahu jipun putre otak serta memikirkan, bagaimana cara agar sang ibu bisa mendapatkan perawatan di rumah sakit. Untuk mencari inspirasi mahuji dan minta pun duduk di depasar sambil minum tertarik. Di sana, minta yang memang gede spinter memberikan sarang kepada mahuji untuk membuka usah jahit di pinggir jalan.
Karena jika dia dagang di pinggir jalan, mahuji tidak perlu reput memikirkan uang sewa dan juga bayar listri. Mendapatkan idice merlang dari sang istri, mahu jipunlangsung bergegas mengambil mesin jahitnya dan lantas membuka usah permak di pinggir jalan. Sebagai istri yang baik di hari pertama sang suami membuka usaha, minta, membawakan mahuji makan siang agar, dan bergantungan. Di moment ini, minta benar-benar senang. Karena semenjak mereka menikah beberapa tahun yang lalu, moment makan bersama sang suami ingga pernah terwujud.
Lantaran si mahuji ini selalu si bukerja. Tidak tengah kebahagiaan dan bergantungan, dan bergantungan dan bergantungan, Bu berapa saat kemudian mahu ji mendapatkan kabar, Boi punya kembali terkena serangan jantung, dan sekarang pernah dilawati rumah sakit. Yang mana ketika sampai di rumah sakit, si bu meminta agar mahu ji balik kerja dan meminta maaf kepada bos bansal. Namun, minta melaranya, dan tetap mendukung mahu ji terus membuka usaha permak. Mga cuma itu aja, jugmuka ke mahu ji juga menyeruhnya untuk melamar kerja di public luar kota.
Namun, caratnya si mahu ji harus membayar sebesar 150 rupi buat nyogok orang dalam. Jelas aja, mahu ji menolaknya dan lebih memilih pun untuk usaha sendiri. Aja ulubale, aman manun sugi sebenarnya di rumah. Tapi tajar mahu mahu babu ji cahal pasangnya. Terima kasih berapa sinta raih. Kadaiwala bordan lagah dukafan di teman. Di satu moment, si ibu pun bilang kepada minta dan juga mahu ji bawa baju sarai yang dipakainya membuatnya agar sulit bernafas. Setiap ketika mahu ji mempunyai ide untuk membuat sebuah baju dari bahan bahan yang ada di rumahnya.
Dengan bakat menjahitnya, mahu ji menjahit setiap kain yang ada di rumah. Dari mulai horde yang karpetipi dan juga kain bekas. Tidak ketidamampuannya membeli bahan bagus di amenjahit kain saat adanya agar si ibu bisa nyaman dan ga perlu membuka pakaian. Saat dokter memeliksanya, selama dirawat di rumah sakit. Dan benar aja, dokter memujib baju yang dipakai si ibu. Bahkan ya, para pasian di rumah sakit, jadi pengen membeli baju yang dipakai olehnya. Dimana secara mendahdat mahu ji dan minta benar-benar dibuat kaget ketika para keluarga pasian berbondong-bondong mendatanginya.
Untuk membeli baju si ibu yang dinamai oleh mahu ji, Maxi Dres. Tentu saja hal itu membuat mahu ji semangat dan optimis. Bawa usahanya akan membuat si bapak yang selama ini meremekan usah jahitnya jadi malu. Siapun mengatakan kepada para pelangganya menunggu dua hari untuk menyosakan Maxi Dres pesanan mereka, bersama anda dengan itu, o proses si ibu juga berjalan dengan lancar. Mahu ji, lalu memanfaatkan memenitu untuk meminta si ibu berjalan di setiap lorong rumah sakit. Agar para pasian bisa melihatnya memakai Maxi Dres, dengan katalain si ibu adalah orang pertama yang mempromosikan produk hasil rancangan mahu ji dan juga minta.
Berlahan demi perlahan mahu ji pun mulai berbelanjabahan di teman-teman minta istri yang selalu setia menemaninya. Di moment ini pertama kalinya mereka dapat kembali bermesraan layak yang orang sedang di mabuk asmarah. Namun yang namanya usaha pasti ada aja cobaannya. Ketika mahu ji hendak menjahit pesanan pelanggan, tiba-tiba dia mendapati. Mesin jahitnya udah nggak ada. Pernyata mesin jahit tersebut sudah diambil oleh pemiliknya ya itu tetangga mahu ji yang bernama Yoges. Kentu aja mau jingga 3-5.
Kalo mesin jahit itu sudah diberikan kepadanya secara suka rela, beberapa waktu yang lalu. Namun entah kenapa di sini si Yoges nggak 3-5? Karena dia tahu si mahu ji mendapatkan banyak pesanan jahit dan Yoges nggak mendapatkan uang tersebut. Hal itu pun menyimbulkan perkelahian. Dimana Yoges meminta komisi 4% dari hasil jahit dan si mahu ji. Sontak saja mau ji kembali dibuat kesel karena di saat ibunya tengah sakit sioges malah memanfaatkannya. Beruntung mereka dipisahkan oleh si Bapak. Mela Charis Mujet deh.
Kesokan harinya mau ji pun mengingin juga temannya yang masih bekerja untuk bos bansal. Maksud dan tujuannya iaitu pengen menyewa mesin jahit. Sebab pekerjaan dari sinaurit ini adalah kurir mesin jahit ke step tokoh dan juga warga yang mendapat sumbangan mesin jahit keratis dari pemerintah. Meskipun ngaurit nggak bisa memberikan mau ji mesin jahit, ngaurit melarankan agar mau ji pergi ke desa sebelah. Tempat kelatihan para warga untuk bisa mendapatkan mesin jahit keratis dari pemerintah. Nggak butuh akulama mau ji pun pergi ke desa sebelah yang jaraknya cukup jauh.
Dengan mengayu speda bututnya di temani oleh minta istri tercinta, hingga di tengah perjalanan mereka mendapatkan musibah. Kecelakan itu pun mengagibakan kaki mau ji terluka. Akan tetapi hal itu tidak mematakan semangatnya untuk bisa mendapatkan mesin jahit. Di sana mau ji dan minta terkejut, ternyata antrian orang yang mengikuti test jahit sangatlah banyak. Dengan sabar mereka itu mengambil ngomor antrian dan menunggu dipanggil oleh pihat panitia. Nah, diselah selama mengunggu mau ji pun bilang kepada minta, kalau dia mau keklinik untuk mau bati lukanya.
Karena mau jika kuat, lu kadi kakinya membuat dia nggak lolos test menjahit Dengan kaki terpinjang kincang, mau ji pun mau bati kakinya. Akan tetapi antrian yang sama banyaknya dengan antrian test menjahit. Lanteran takut kelamahan, dia pun mengambil taksa obat tersebut, sehingga perawat pun mengusirnya. Di sisilangin, minta terlihat bingung saat nomor antriannya sudah dipanggil. Karena mau jika kunjung datang, dia pun terpaksa masuk dan mengikuti test jahit. Di mana ternyata, si mam ta bener-bener nggak bisa menjahit, bahkan untuk memasukan benang aja dia kualahan.
Di situ, mam ta bener-bener panik sampai menangis, sebab dia takut gagal mengikuti test, sedangkan para panitia meminta untuk membuat sarung gantal degen waktu 10 menit. Di tengah moment mengharukan itu, mau jiti bati badat tangbak pahlawan yang ingin menyengamakan mam ta, dia bergegas mengganti posisi nampak untuk menjahit sarung bantal dalam kurun waktu 30 detik. Akhirnya lewat perjuangan mereka berdua yang sampai berdarah-darah, mau jidat mam ta pun pulang membawa mesin jahit untuk membuat maksidres pesan dan para pelanggan.
Di saat mau jibur hasil memenuhi pesanan maksidres kepada semua pelanggan, siba-pah mendapatkan tagihan dari rumah sakit, yang mana tagihan di rumah sakit membangkat dan uang dari pensiunan siba-pah tidak mencukupi tagihan tersebut. Beruntung saudara dari kakaipa mauji yang pertama gudu datang, karena pimpin rumah sakit ini teman sekolahnya sigudu. Hiapun meminta pandiji pemimpin rumah sakit untuk meringankan tagihan, tanpa disangka pandiji studyu meringankan tagihan ibu mauji, tapi dengan satu syarat, yaitu mauji harus membuat maksidres buat rumah sakit, menggunakan bahan dari tempat gudu bekerja.
Di hari berikutnya mau jidat mam ta pun diajak oleh gudu ke pabrik konfeksi milik bosnya yang bernama Harlan. Dimana konfeksi itu adalah konfeksi cukup terkenal di India, bahkan ia beberapa bajunya sering dikirin keluar negri seperti China dan Amerika. Lalu mau jidat mam ta mempresentasikan maksidres buatan mereka. Tanpa disangka Harlan tertarik dengan maksidres, namun sepertinya Harlan punya niat jahat, yaitu dengan mengambil desain milik mauji dan menghapat yang kanya menjadi minik perusahaan Harlan tanpa membayar hak cita kepada mauji dan mam ta.
Alasannya, si Harlan ini menawarkan mereka bekerja di pabrik konfeksi dengan gaji 8 riburupi setara dengan gaji karyawan pabriknya. Wah kayaannya si Harlan ini lijik deh, sampe maksidres aja ga boleh dibapulang sama si mauji. Biar rumah mau jipun mengarahkan kalau dia punya firasat buruk mengenai kerja sama nya dengan Harlan. Dia sebenarnya ga mau bekerja dan menjadi karyawan lagi. Tetapi disini, manta bilang agar mauji mempercayakan semuanya kepada Tuhan. Siapa tahu Harlan dihadirkan Tuhan sebagai tangga mauji menuju ke suksesan.
Mendingar hal itu mau jipun menyapakati kerja sama untuk bekerja di pabrik Harlan. Lewat Rastudari kedua orang tua mau jidat manta bekerja di pabrik. Cahat mereka mulai bekerja mau jipun berinitiatif membawa mesin jahitnya yang mana gudupun langsung menyuruh karyawannya menyimpan sinjahit mau jidi-gudang. Karena mau jingap lo repot, sebab pabrik sudah melediakan alat jahit modern. Perlahan tapi pasti mau jidat manta mulai sadar kecurangan Harlan yang memanfaatkan mereka. Ternyata Harlan mencuri desain mereka lalu memberikan ledur produk buatan China.
Tentu aja si mau jipun bertanya-tanya kepada gudu sebab dia nggak pengen hasil buatan tangan anak bangsa india di lebelin negara lain. Namun disini, gudu meminta germau jingga perlukan latir. Lantaran hal tersebut cuma hal speler agar produknya bisa dikirin ke rumah sakit. Kecurikan mau jidat manta pun semakin kuat saat si manta meletahui kalau disain baju miliknya kelah di ambil Harlan untuk digunakan ajang perlombaan fashion. Apalagi saat si ibu kontrol di rumah sakit, mau jidat si bapak harus membayar 2 ribu rupe cuma buat beli baju naksi dress.
Padahal dalam perjanjiannya dengan Harlan maksidress hanya dihargai 500 rupe. Spontan aja mau jipun protest kepada panjiji sitrim pinat rumah sakit. Akan tetapi disini panjiji nggak bisa membantunya. Sebab harga yang dibrikan oleh fabric Harlan lebih dari 500 rupe. Gak butuh waktu lama. Mau di yang sudah muak dengan kecurangan Harlan dan gadu lalu memprotes kepada Harlan kalau kerja sama yang nggak sesuai perjanjian. Dan di luar jugaan Harlan di sini malah-malah dan menusir mau jikluar dari fabric. Sontak di hari itu juga mau jipun meldurkan diri di fabric.
Di koti oleh manka yang mau harga ike putusan dari sang suami. Masa lama ujid dengan Harlan nggak berhenti sampai di situ. Saat malam hari, gudu datang bersama kaka ipernauji mengatakan mau mau jitlah mempermalukannya di depan karewan fabric dan juga harlan. Sialnya bapak dan ibupun percaya dengan ocapan gudu. Apalagi, siasika ke ipern mengatakan kalau hidup mau jis, soal memreputkan kedua orang tuanya. Celas aja, hal itu menurut emosi mau jid dan memberikan pilihan kepada jugnu. Apakah dia memilih adiknya atau istrinya yang bawel? Dan di luar jugaan, jugnu malah-menampar mau jid dihadapan si bapak dan siibu.
Yang mana hal itu membuat kedua orang tuanya menangis melihat kedua anaknya bertengkar. Diara-gara kejadian tersebut, orang tuan mau jingga mau berbicara dengan mau jid dan minta seakan akan mereka menganggap. Kalau mau jid dan minta adalah biang masalah yang selalu membuat malu namah baik keluarga. Minta lalu meminta kepada mau jid untuk meminta maaf kepada gudu dan harlan. Bimana hal tersebut menyulut emosi mau jid dan menyalakan minta? Karena semua ini akibat minta yang selalu memerintahkannya buat usaha.
Mau jid juga bilang, kalau minta mau mesin jait itu kembali dan mau jid membangun usaha jaitnya lagi, maka minta mengambilnya sendiri. Tantas seisin dari mau jid, minta pun berangkat menuju fabric dan memohon kepada harlan agar mesin jaitnya dikembalikan serta meminta maaf atas kesalahan suaminya membuat kerjuhan kemarin. Tantas disangka di sini si harlan setuju lalu menyuruh minta menunggu di luar. Pada hal yang sebenarnya, si harlan ini ga mau ngasih mesin jait dan memerintahkan gudu agar si minta menunggu di luar sampe fabricnya utu.
Wah, emang kejambah banget nubus kendutin satu ini sampe si bus bansalah aja, kala li ciknya madia. Bila incisi mau jipun mencari keberadaan minta yang ga tau entah kemana. Mau jipunar benar dibuat kawatir karena selama ini si minta ga pernah keluar tanpa izin darinya. Bahkan saat mau jipun mencari minta di sekolahan anak jugnu, si jugnu malah nuikin mau jipun. Ga berhenti sampai di situ, mau jipun mencari minta di terminal. Di sana akhirnya mau jipur temudin yang minta, tanpa disangka, mau jipun hat minta, menangis tersedak-sedak.
Minta cerita, belagu duduk dan harlan adalah orang li cik sama seperti apa yang diucapkan mau jipun. Di sini, minta penominta mau jipun untuk ikut ajang perlombaan busana yang diikuti oleh harlan guna mengumbalikan harga diri keluarga mereka. Namun, minta mengatakan supaya hal ini berhasiahkan biar orang tua mau jipun ga mengusir mereka. Alhasil mereka pun sembunyi-sembunyi untuk membuat baju serta disain baru untuk mengalakan harlan. Lewat bantuan dari teman-minta di fabric mereka akhirnya bisa mendapatkan formulir pendapataran ajang perlombaan busana.
Gahanya itu mereka juga memohon kepada ibu-nya ygis meminjamkan mesin jahitnya. Dengan semangat suami istri sakin namau ada warah ma, mereka membuat baju siang dan malam tanpa ketahuan oleh orang tua mau jipun. Hingga saat mereka sudah selesai membuat baju, mau jipun nanti menemukan baju itu dengan nama Mad in India. Guna mengharumkan nama bangsa India. Gak seperti harlan yang membuat bajunya dengan label Mad in China. Dan saat mereka memberitahu kepada si ibu dan si Bapak, ini lah tak anggapan mereka.
Beberapa hari kemudian, mau jidan mam kapan menikuti koneksi ajang perlombaan busana. Bisana dia memperkenalkan bajunya dengan nama Suida Gah Mad in India. Para juri mengetahui kalau mereka datang dari kaum ekonomi sulit. Para juri bilang, kalau mereka lulus audisi kernadisian baju mau jidan manta sangatlah unik. Tetapi di sini, juri bertanya atau kamerika sanggup mengadakan beberapa investor, infrastruktur, serta beberapa model untuk memperagakan bajunya. Tanpa ragu, mau jipun melianggupi syarat dari para juri.
India. Ya, merin India. Jee. Mubi diken. Karbilih atau eski bahatnya? Eskilih invest. Tuhan. Tuan Jorli lo los leksi pertama, untuk pertama kalinya, mau jidan manta pun bergantengen tangan seolah-olah menandakan Bu mereka siap, menggapai mimpi yang selama ini mereka ingin gapai. Lewat perjuangan keras, mereka pun yakin bisa merah mimpi yang sudah ada di depan mata. Di rumah, mereka pun memberi tahu kabar bahagia ini kepada si ibu dan si dapak. Mereka bilang, tinggal satu tahap kompetisi lagi untuk bisa mendapatkan bantuan pembangunan usaha konveksi serta bantuan ke masaran produk mereka nanti.
Namun di luar bukaan, ternyata, si dapak telah melamar kerja sebagai pengantar koran dengan speda. Juknu, lalu memberikan noji pilihan. Jika dia enggak tega dengan orang tuanya, maka dia harus menggantikan si dapak yang sekarang bekerja mengantarkan koran. Dan kalau dia pengen membiarkan orang tuanya, mati perlahan, maka mauji dan minta harus pergi merahih mimpinya. Mauji kemudian meminta kepada si bapak dan ibu memberinya kesempatan sekali lagi. Kalau di kesempatan terakhir ini biagagal, maka dia akan bekerja dan menunggalkan impiannya.
Di sini, si bapak pun menisinkan mauji, tapi dengan satu syarat, jangan ada selai benang yang jatuh di dalam rumahnya. Disate kai putger diki. Keh Sokant Hari, mauji pun meminta tolong kepada para warga untuk membantunya membuat beberapa baju hasil desainya. Dimana ternyata kampung halaman mauji, dunia adalah penghasil bahan serta jaitan terbaik di daerahnya. Pertama-tama, mauji meminta kepada teman-yana bagi wuduh di masjid, untuk menjadi kan halaman rumahnya sebagai tempat produksi konfeksi. Dengan berbaik hati, murat mengizinkannya, begitu juga dengan manta, dia meminta kepada seluruh ibu-ibu kampung untuk membantunya ikut andil dalam produksi konfeksi.
Yang nantinya, insya Allah akan membangun perekonomian kampung. Lewat bantuan warga setempat mauji dan manta bahu membahu membuat beberapa baju untuk diperlihatkan di fashion week nanti. Tak lupa mauji juga membantu sang ayah bekerja mengantarkan koran. Nah, di satu moment, para bapak-bapak yang rasa istrinya gak ada di rumah, kemudian sepakat membantu istrinya untuk ikut membantu di konfeksi. Bakan ya, si bapak yang tadinya gak mau bantu, sekarang ngalah mau ikut serta dalam konfeksi mauji dan manta setelah melihat kerja teras anak dan mantunya berserta para warga kampung.
Walaupun gak ngomong sama sekali, si bapak relemah perbaiki alat jahit mauji yang rusak. Gak sampai di situ, kakak mauji juklu gak disangka memberikan dukungan dengan memberikan mauji mesin jahit baru. Lalu saat malam ketua tiba, para peserta pun terlihat mempersiakan para model untuk menujukan baju hasil disainya masing-masing. Dan ternyata, lawan mauji dalam kontes tersebut adalah harlan yang memakai model-model profesional. Meski begitu mauji gak gentar menghadapi harlan. Walaupun model-model yang dipakai oleh mauji adalah warga kampung dan juga keluarganya yang didandanin layaknya model profesional.
Penampilan pertama, harlan dan juga model-nya lah yang memperagakan busanannya. Lalu setelah itu barulah mauji dan juga manta yang memperagakan busanah hasil disanya sendiri. Yang mana para juri dan penonton benar-benar dibuat terpuka dengan hasil disain dari orang kampung yang ekonominya sulit? Ya, walaupun ada beberapa penonton yang risi melihat cara jalan model dari mauji yang terlihat kaku. Ketika pertunjukkan selesai, mauji dan warga pun menunggu hasil keputusan juri dan secara tiba-tiba para juri mendatangi mauji dan mengatakan.
Kalau mereka suka dengan disain baju yang dibuat mauji, namun karena akti dari para model tidak profesional, jadi juri memutuskan untuk tidak memenangkan mauji dalam kompetisi ini. Mendenhar hal tersebut mau jipun benar-benar kecewa dan memutuskan untuk pulang ke kampung. Tapi tidak ada yang nyogis, dia masih pengen mengihat kontes busana dan pulang besok hari. Maski harus pulang dengan kekalahan si Bapak mengaku bangga pada usaha mauji. Si Bapak mengatakan bahwa mulai sekarang dia akan mengisinkan mauji membuka usaha jahitnya lagi di pinggir jalan.
Si Bapak pun leminta maaf karena kesalahannya dulu mauji jadi trauma dan kelaparan waktu kecil. Mendenhar hal itu mau jipun menangis bahagia. Selang beberapa saat mauji mendapat telpon dari yoges tapi karena hapenya lobit diangga bisa mendengar apapun yang diucakkan olehnya. Untuk itu mau jipun kembali ke dalam hotel guna melihat yoges di mana ternyata para juri memutuskan bahwa timau jila yang memenangkan perlombaan. Selang beberapa saat mauji mendapat telpon dari yoges tapi karena hapenya lobit diangga bisa mendengar apapun yang diucakkan oleh yoges.
Untuk itu mau jipun kembali ke dalam hotel di mana ternyata para juri memutuskan bahwa timau jila yang memenangkan perlombaan. Itu semua dikernakan para penonton protest kenapa juri tidak memilih mauji yang design bajunya lebih bagus daripada di design baju herling. Akhirnya impian mauji dan minta untuk menembalikan harga diri keluarga serta membangun per ekonomian untuk para warga berhasil. Dan karena itu pula mauji memenangkan modal usaha serta pemasaran baju gratis dari para panitia ajang perlombaan busana.
Di akhir cerita kita akan melihat beberapa foto mau jidan minta yang sukses dan berhasil. Mereka berhasil keluarga serta membangun per ekonomian kampung agar tidak mengalami ekonomi sulit lagi dan film pun selesai. Nah gimana kau lah mudah dan kau lah tula filmnya? Film ini mempatut dia cuma dua jempol karena ceritanya bener bener dekat dengan kehilapan orang-orang kesulitan ekonomi. Ya walaupun ceritanya fikit belakah film ini memberikan kita magna bahwa untuk menggapai sesuatu yang indah memang butuh perjuangan extra.
Kalau ada yang bertanya sih dapat meminta maaf pada mauji di akhir film itu dikernakan usaha konfeksi warisan sangka ke Bangkrut. dikernakan si bapak tidak bisa mengolonya dengan baik. Nah hal tersebutlah yang membuat keluarga mauji bener-bener tertimpah kesusahan, yang membuat satu keluarga trauma dan muak dengan usaha jahit atau konfeksi dari film ini saya mengingat terpata arah yang berbunyi. Manjeda wajeda siap yang bersunggu-sunggu maka akan mendapatkannya. Mungkin segitu ajar review film kali ini kurang lebih mau naap kau ada salah kata dan pengucapan. Terima kasih buat kau lah muda dan kau lah tua yang udah membaca sampai habis pamit dulu. Salam apa? terima kasih.
No comments
Post a Comment